Rabu, 17 Juni 2009

What Do You Expect From Indonesian Teenagers?

Judul diatas itu menggambarkan pesan yang akan kita dapatkan saat menonton film Queen Bee. Yup, media saya diundang untuk screening alias nonton bareng film Queen Bee di studio 21 Ambarukmo Plaza. Awal saya ngeliat undangan ini , saya hanya berpikir bakal menonton film Indonesia yang "penting ga penting gtuu". What do you expect from Indonesian movie? Tetapi saya menghargai film ini karena sutradaranya orang Jogja. hahaha.Gak sukuisme yha. Karena beberapa teman bilang film yang diangkat dari cerpen Fajar Nugros yang berjudul sama ini cukup menarik. Terlepas dari pelaksanaan acara ini yang sangat RWT alias ruwet, ribet dan rempong , berikut sedikit review saya tentang film Queen Bee ini. Enjoy this.

Gimana sih rasanya jadi putri seorang calon presiden? Itu adalah isi cerita dari film yang berjudul Queen Bee. Sebuah film bergenre remaja yang dibintangi oleh pendatang baru Tika Putri . Sebenarnya ga baru-baru amat sih, karena sebelumnya dia pernah main di Jagad Kali Code . Tetapi disebut pendatang baru karena jam terbangnya sebagai seorang pemain film belum banyak . Pertama kali yang ada dalam pikiran saya tentang film ini dilihat dari judulnya ,saya membayangkan film ini adalah film remaja biasa yang menampilkan glamornya anak muda di kota besar, girly abis (apalagi lihat poster filmnya yang penuh gambar pakaian) dan pastinya happy ending. What do you expect from the movie specially Indonesian teenage movie ? Tetapi saat saya menonton film ini , 1 jam kemudian saya mengucap syukur karena setidaknya bisa menikmati film ini ,bahkan menangkap pesan yang ada di film ini. Saya sebagai penonton cukup excited dengan cerita film ini yang menggambarkan pengalaman Queenita Siregar sebagai anak dari seorang calon presiden. Sebuah tema yang memang jarang diangkat di dunia perfilman Indonesia. Sebuah ide yang segar ditengah tema-tema negatif perfilman Indonesia, seperti seks bebas, narkoba, atau hedonisme. Mungkin yang perlu diingat oleh sineas muda adalah remaja tidak selalu berkutat di dunia itu itu saja. Masih banyak sisi positif dari remaja , yang memang tergambar dalam sosok Queen.

Saya tadinya menebak bahwa Queen itu sosok yang manja. Namun tebakan ini agak meleset karena disini Queen digambarkan sebagai remaja mandiri dan kreatif. Walaupun dia anak orang kaya tetapi sisi kreatifnya sebagai remaja “berotak” ditampilkan dengan baik. Cukup masuk akal lah kalo seorang Queen bisa mendesain sebuah T-shirt gaul. Sebuah hobi yang udah menjamur di kota besar pastinya. Dan setuju deh dengan ide Queen yang ingin mendesain kaos kampanye ayahnya. Baiklah sudah saatnya para calon presiden ini mempunyai estetika dalam berkampanye. Istilahnya kampanye yang eye catchy tapi tidak malu-maluin.

Sutradara Fajar Nugros sendiri cukup berhasil dalam menyampaikan pesan di film ini. Kepercayaan ,anak muda, dan Indonesia. Memang benar , susah sekali untuk mempercayai sesorang apalagi anak muda jaman sekarang. Hal ini terlihat saat Queen berjuang mengembalikan kepercayaan ayahnya juga publik karena kasus pemberian uang yang salah sasaran. Pesan untuk anak mudanya sendiri tersampaikan dengan cukup baik. Anak muda sekarang banyak yang ga melek politik bahkan ga peduli terhadap proses politik itu sendiri. Padahal mendukung atau memberikan aspirasi itu bisa dengan berbagai cara. Kita bisa mencontoh cara Queen dengan menjadi tim kreatif kampanye dan mulai belajar mengenai politik dengan caranya sendiri. Setidaknya ide atau pemikiran seorang remaja yang mau belajar ditampilkan dalam sosok Queen. Jika seorang pelajar mau belajar dan kreatif, maka Indonesia pun akan lebih maju. Secara keseluruhan gaya bercerita dan pesan film ini sangat baik. Apalagi script dialog film ini ga begitu membosankan. Ga kepanjangan dan mudah dimengerti. Dan yang paling bagus dari film ini tentunya akting menawan dari Mathias Muchus. Dia meyakinkan sekali untuk menjadi calon presiden. Bisa dibilang film ini terselamatkan oleh akting para aktor dan aktris seniornya. Sebut saja Sarah Sechan dan Jajang C. Noer. Yang saat ini memang perlu diperhatikan dalam film Indonesia adalah alur cerita yang lambat (klo ditinggal bentar juga masih ngerti jalan ceritanya) dan totalitas pemerannya dalam menciptakan chemistry antar peran. Klo dengan nilai skala 1 – 10. Well for a bubblegum movie yang menyentuh pemikiran anak muda , Queen Bee diberi nilai 7.

Intinya adalah...gak ada salahnya menonton film yang berjiwa muda ini. Walaupun film ini termasuk film menghibur tetapi banyak pelajaran juga dari sini. Saya jadi tahu "dapur" seorang capres dalam meningkatkan jumlah suaranya. Tetapi dari sini bisa dipelajari juga soal settingnya. Dari kacamata seorang kritikus film nih, film ini masih nanggung. Kalo emang si Queen itu emang orang kaya. Untuk ukuran anak capres, rumahnya itu terbilang sederhana. Dan hadiah mobil untuk Queen yaitu Honda Jazz hijau, masih kurang wah. Yang sangat eye catchy disini adalah ngiklannya itu. Untungnya penempatan sponsor disini tepat. Jadi ga terlalu mengganggu yang nonton. Ini menurut saya lhoo...^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar